Pahlawan Nasional Idola saya adalah Sisingamangaraja
XII . Sisingamangaraja XII lahir
tahun 1849 di Bakkara, sebuah tempat indah di tepian Danau Toba .Ia memiliki nama kecil Patuan Bosar
Nama ‘sisingamangaraja’
sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu ‘singa’ dan ‘mangaraja’. Ia dinobatkan
menjadi raja tahun 1871 saat usianya baru 19 tahun dan sempat merantau ke Aceh untuk menjalin persekutuan melawan Belanda. Pada saat itu Sisingamangaraja
XII bekerjasama dengan Panglima Nali dari Kerajaan Minangkabau dan Panglima
Teuku Mohammad dari Kerajaan Aceh. Persekutuan itulah yang menyebabkan Aceh dan
Tanah Batak sulit ditaklukkan Belanda.
Sisingamangaraja XII dikenal
sebagai orang yang anti perbudakan dan penindasan, ia sangat menghargai hak
kemerdekaan hidup. Raja Sisingamangaraja XII berjuang menentang kekuasaan
Belanda di Tapanuli, Sumatera Utara. Dengan dukungan rakyatnya, tahun 1877 ia
menyatakan perang kepada Belanda. Perang panjang pun berlangsung selama 3
dasawarsa bermula di Bahal Batu, Humbang dan berikutnya meluas di selutuh Tanah
Batak bahkan Belanda mengerahkan pasukannya dari Singkil Aceh.
Perang Paderi itu merupakan awal untuk
menguasai Minangkabau dan Tapanuli Selatan. Perlahan Minangkabau jatuh juga,
disusul Natal, Mandailing, Barumun, Padang Bolak, Angkola, Sipirok, Pantai
Barus, dan kawasan Sibolga. Akibatnya, Tanah Batak terpecah menjadi dua, yaitu
daerah yang telah direbut Belanda menjadi Gubernemen atau disebut “Residentie Tapanuli dan
Onderhoorigheden” Daerah yang belum ditaklukkan Belanda masuk
wilayah Tanah Batak
Belanda kemudian menguasai Balige
untuk merebut pasukan Sisingamangaraja
XII di Toba, untuk selanjutnya mengadakan blokade ke Bakkara. Berikutnya pada
12 Agustus 1883, Bakkara, tempat istana dan markas Sisingamangaraja XII
berhasil direbut sehingga ia mundur ke Dairi bersama pengikut setianya,
keluarga, dan para panglima yang terdiri dari beberapa suku Aceh.
Tahun 1883, Belanda mengerahkan
seluruh kekuatannya untuk menghancurkan pasukan Sisingamangaraja XII di hampir
seluruh Tanah Batak. Sisingamangaraja XII kemudian membalasnya dengan menyerang
Belanda di Balige dari Huta Pardede menggunakan armada laut dari Danau Toba.
Sekira 40 kapal perang (solu bolon) yang panjangnya 20 meter menyerang sehingga
perang pun pecah dengan sengit. Pada 17 Juni 1907, di pinggir Sungai Aek
Sibulbulon, Sisingamangaraja XII tertembak setelah bertempur dalam jarak dekat
dengan sebuah pasukan khusus pimpinan Kapten Christoffel. Diceritakan bahwa
Sisingamangaraja XII kebal peluru namun karena terpercik darah putrinya, Lopian
yang tertembak, maka Sisingamangaraja XII pun gugur bersama dua putranya yaitu
Patuan Nagari dan Patuan Anggi. Sebelumnya, hampir seluruh kerabat dan keluarga
Raja Sisingamangaraja XII ditangkap termasuk Boru Situmorang (ibu
Sisingamangaraja XII), Boru Sagala (isteri Sisingamangaraja XII), dan
putra-putri Sisingamangaraja XII yang masih kecil, yaitu Raja Buntal, dan
Pangkilim. Berikutnya pengikutnya pun berpencar dan meneruskan perlawanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar